"Didedikasikan untuk kehidupan yang demikian agung".
Blog ini berisi kumpulan tulisan inspiratif. Sebagian adalah tulisan saya yang telah dimuat di berbagai media. Namun kemudian saya memutuskan untuk mengundang siapapun yang ingin berbagi untuk menuliskan kisah mereka.
Kiranya kebaikan dari segala penjuru mendatangi mereka yang telah tulus berbagi bagi sesama. Dan semoga ini bisa menjadi penghantar meditasi Anda :)
Made Teddy Artiana
Sabtu, 30 Juli 2016
NEVER GIVE UP! (Pelajaran Hidup dari Seorang Penderita Kanker Colon)
Jumat, 29 Juli 2016
Belajar Hidup Dari Penderita Kanker
Cerita singkat yang sangat inspiratif dari seorang kawan, yang penuh dengan berbagai talenta, mahasiwa Phd di FEMTO-ST, Perancis. Gemala Cempaka Hapsari.
"Seperti temanku yg baru meninggal kemarin. Usia beliau 58 tahun, udah kena kanker otak sejak umur 25 waktu masih tinggal di Indonesia, belum menikah & masih kerja jadi pramugari Garuda.
Udah operasi angkat kanker 2x. Tahun lalu wkt ketemu pas aku undang kumpul2 piknik di region sini, si mbak ini datang didorong kursi roda, di leher dan perutnya dilubangi karena fungsi otot kerongkongannya dan otot perut udah kacau (gak bisa menelan jadi makan harus lewat selang di leher & buang air lewat selang dari pusar). Tapi beliau masih semangat, 3 minggu sebelum meninggal walaupun bulak balik masuk RS karena kemoterapi & terapi lain (yg sifatnya clinical trial) tapi bikin planning mo hiking ke Swiss, lagi sibuk menanam bunga2 baru di kebun, lagi planning mo renovasi dapur (dia suka bertukang juga, sama seperti aku) dll dsb.
Aku mengidolakan dan mencontoh org2 yg aktif, yg bersemangat. Mereka yg menginspirasi aku terus .. "
Gemmy..thanks. So inspiring!
(*)
Kamis, 21 Juli 2016
Kau Dengan Gunungmu. Aku Dengan Gunungku (bag. 1)
oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom
“Begitu banyak orang takut akan persaingan. Ini aneh. Karena permulaan kehadiran kita di dunia ini dimulai dalam sebuah proses persaingan. Mungkin kita dapat belajar dari sebuah proses pembuahan. Sel sperma yang berjuta-juta itu harus bersaing sedemikian rupa untuk membuahi satu sel telur. Mereka harus berlomba berenang begitu cepat, berebut untuk mengawini satu sel telur tersebut. Dan yang kuat, cepat, tangguh akan keluar sebagai pemenang”
Demikianlah uraian yang berulang kali ku dengar dari salah seorang tokoh agama yang sangat terkenal, guru sekaligus seseorang yang sangat kukagumi. Tapi menurutku beliau hanya separuh benar.
Mengapa?
Aku dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang memelihara sebuah persaingan sebagai budaya tak terlepaskan dari kehidupan mereka. (Siapa sih yang tidak? Aku rasa kita semua mengalami nasib yang sama).
Mula-mula di dunia pendidikan. Sebagian besar dari kita terbiasa dan terpaksa belajar dan memperoleh prestasi, seolah-olah seperti dalam sebuah arena persaingan. Juara satu, dua dan tiga. Ranking sepuluh besar.
Kebiasaan ini diteruskan dalam dunia kerja, baik dunia profesional maupun bisnis.
Tips dan trick memenangkan kompetisi.
Kiat mengalahkan pesaing.
Cara mengetahui strategi Competitor.
Sebelas langkah untuk segera dipromosikan.
Seratus jurus untuk melampaui karir atasan Anda di kantor.
Dsb..dst
Kepala ini sudah terlanjur terdoktrin tentang dengan : persaingan. Saking membatunya, hampir tidak ada lagi yang berani bertanya : apakah semua ini mutlak benar? Benarkah segalanya begitu terbatas? Benarkah hidup ini tidak menyediakan kecukupan untuk semua orang?
Benarkan TUHAN yang sangat tidak terbatas itu sedemikian miskin, sehingga kita ‘ditakdirkan’ harus saling sikut, saling rampas, adu cepat, adu licik, main dukun, sogok sana sini hanya atas nama memenangkan persaingan. Sementara DIA diatas sana berdiri sebagai wasit –sang pengadu domba- mengganjari para pemenang dan menertawai pecundang-pecundang malang.
Bersambung...
"Kuperintahkan kau untuk berhenti berpikir!!"
oleh Made Teddy Artiana
Bayangkan jika perintah itu datang dari boss Anda. Gilingan kan?!
Tapi alasan dibalik perintah itu yang unik. Bentar..bentar..begini kalimat lengkapnya :
“Kuperintahkan kau untuk berhenti berpikir! SEBAB...kalau kau berpikir, aku ikut-ikutan berpikirrrr !!”
HAHAHA!
Benar! Itu perintah sinting dari Jendral Nagabonar ke Lukman, anak buahnya yang paling hobby mikir.
Tapi..tapi...
Sebelum tersesat lebih jauh, sepertinya perlu diperjelas. Jika menghadapi sebuah masalah, biasanya ada 2 gaya berpikir.
Satu. Memikirkan masalahnya.
Dua. Memikirkan solusinya.
Nah...Anda tipikal yang mana???
Sebagai penutup, berikut sebuah joke yang penting tentang mikir!
Ketika astronout Amerika ingin pergi ke bulan mereka mendapat sebuah kesulitan, karena pena (pulpen) yang biasa mereka pakai ternyata tidak berfungsi di ruang hampa. Maka NASA melakukan riset beberapa tahun untuk menciptakan tinta hi-tech yang kebal terhadap kondisi ruang hampa. Mereka menghitung sedemikian rupa intensitas, kepatan dan berat jenis tinta tersebut sehingga dimanapun –bahkan diruang hampa- tinta itu tetap masih bisa digunakan. Namun berbeda dengan astronout Rusia, mengetahui tinta umum tidak beroperasi di bulan sana, mereka membawa pensil !
Wkwkwkwk!
Rabu, 20 Juli 2016
Letakkan Sejenak Gelas di Tanganmu
Beberapa saat kemudian sesuatu mulai terjadi. Kepalan tangan laki-laki itu tampak semakin erat. Gelas dan air mulai bergetar. Perlahan tapi pasti, getarannya bertambah kuat. Urat tangan kian terlihat jelas bermunculan. Gelas itu berguncang hebat dan air yang mengisinya mulai tumpah. Hingga kemudian...tangan lelaki itu terkulai...prang!! Akhirnya, gelas lepas dari genggaman, dan berkeping-keping menumbuk lantai.
“Beban seringan apapun, jika terus-menerus dipegang, akan menjadi beban yang tidak sanggup kita tanggung”, ujar laki-laki bijak itu dengan tenang namun sangat serius. Stephen Covey, sang pencetus “The Seven Habits” sedang ingin mengajarkan tentang sesuatu.
Seringkali, kita terlalu takut untuk meletakkan sejenak gelas di tangan kita. Mungkin kita kuatir ada seseorang yang akan menyambar gelas itu, begitu diletakkan. Mungkin kita merasa segala kesibukan itu demikian berarti hidup-mati, sorga-neraka buat kita. Atau bisa jadi kita mengganggap tidak cukup waktu untuk melakukan hal-hal yang tampak remeh, untuk me-refresh diri. Tidak ada yang sadar pasti tentang keadaan diri masing-masing. Mungkin hanya TUHAN, Malaikat dan Setan yang tahu, sementara kita sendiripun terkurung kesibukan.
Satu hal yang pasti : gelas itu, jika tidak diletakkan pasti akan jatuh dan hancur berkeping-keping.
Silakan coba sendiri.
Rabu, 13 Juli 2016
Lebah vs Lalat
Uang dan Aktualisasi Diri
Memanah Kemustahilan
Ide
Ethos, Pathos dan Logos
Sungguh menakjubkan menyaksikan kepiawaian komunikasi Oprah Winffrey dalam talkshow Oprah Show -yang demikian terkenal di seluruh dunia itu- dengan para tamunya. Oprah seakan selalu berhasil memahami mereka dengan sangat baik. Menangkap setiap message, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Sesuatu yang memang sangat tidak mudah untuk dilakukan orang pada umumnya.
Selasa, 12 Juli 2016
Belajar Menghukum Dari Suku Babemba
foto ilustrasi : http://www.gateway-africa.com/tribe/zulu-tribe.jpg
Kelinci vs Kura-Kura
Konsep "Cicilan" dalam Kehidupan
sumber foto ilustrasi : http://frontroll.com/foto_berita/88musim_hujan.jpg
Babi Ngepet Aja Tahu!
"Kapan Kamu Nikah?"
sumber foto ilustrasi : http://moodringcolorchart.com/wp-content/uploads/2016/01/url-12.jpg
Lupakan Jurus-Jurus Itu!!!
sumber foto ilustrasi : http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/538620/big/jet-li-140110b.jpg
Senjata Pamungkas Bernama Emosi
sumber foto ilustrasi : http://sharingdisini.com/wp-content/uploads/2013/05/emosi-dapat-mempengaruhi-organ-dalam-.jpg
Daud vs Goliat : Redefinisi “Keunggulan” dan “Kelemahan”
Tidak Terlatih Untuk Mendengar
sumber foto ilustrasi : http://www.alodokter.com/wp-content/uploads/2015/08/Cara-Membersihkan-Telinga-dengan-Tepat-Alodokter.jpg