oleh : Made Teddy Artiana
“Sayang anak!
Sayang anak!”, teriak seorang bapak sembari mengacung-acungkan boneka.
“Dijual murah,
Pak! Dijual murah, Bu!”, sahut pedagang yang lain di ujung sana.
“Baju tidur,
Kakak. Gak panas. Lembut di kulit!”, tak mau kalah, seseorang berseru sambil menunjukkan
sebentuk baju tidur.
Hampir semua
pedagang berteriak di sini. Demikian hiruk-pikuk. Tapi justru disitu uniknya.
Situasi pasar malam selalu inspiratif untukku. Teriakan mereka mengingatkanku
pada sebuah bagian dari kitab Amsal Raja Salomo, seorang raja paling berhikmat
yang pernah ada di muka bumi.
“Bukankah hikmat berseru-seru, dan
kepandaian memperdengarkan suaranya? Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi
jalan, di persimpangan jalan-jalan, disanalah ia berdiri, di samping
pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring
:” (Amsal 8:1-3)
Jika
direnungkan, paling tidak ada empat hal menarik dari tulisan Raja Salomo ini.
Pertama, amsal melukiskan hikmat sebagai
sesuatu yang hidup. Suatu mahluk ciptaan Tuhan yang sangat menyukai manusia. Ia
bergerak, berteriak, menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
Kedua, soal inisiatif. Ternyata sejak
awal inisiatif itu datang dari sang hikmat. Hikmatlah yang berinisiatif
memperkenalkan diri kepada manusia. Tidak hanya diam, menunggu ditemukan.
Ketiga, mengenai upaya. Upaya yang
dilakukan oleh sang hikmat luar biasa. Bukan hanya “say hello”, sapa sana-sini,
tapi berteriak-teriak. Ia berusaha keras manusia memilikinya.
Keempat, mengenai tempat. Hampir tidak
ada tempat yang tidak didatangi oleh hikmat. Ia ada disegala penjuru.
Berarti
pengalaman Isaac Newton ‘buah apel yang terjatuh’, air bak mandinya Archimedes
yang tumpah, Mozart yang mengaku tidak menciptakan dan hanya tinggal mengambil
simfoninya utuh-utuh dari ‘udara’, dan lain sebagainya, bisa jadi merupakan
insiden menangkap teriakan-teriakan hikmat.
Jika hidup
kita mentok, gagal, salah melangkah,
tidak ada solusi, besar kemungkinan bukan lantaran kebijaksanaan itu jauh di
ujung bumi, bukan pula karena Tuhan tidak menjawab kita, namun bisa jadi karena
kitalah yang tidak terlatih untuk mendengar. (*)
sumber foto ilustrasi : http://www.alodokter.com/wp-content/uploads/2015/08/Cara-Membersihkan-Telinga-dengan-Tepat-Alodokter.jpg
sumber foto ilustrasi : http://www.alodokter.com/wp-content/uploads/2015/08/Cara-Membersihkan-Telinga-dengan-Tepat-Alodokter.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar