Selasa, 12 Juli 2016

Daud vs Goliat : Redefinisi “Keunggulan” dan “Kelemahan”

oleh : Made Teddy Artiana

Hanya sedikit pertarungan yang melegenda sebagaimana pertarungan Daud dan Goliat. Pertarungan yang sarat oleh makna simbolik ini terus dikenang hingga berabad-abad setelahnya. Goliat raksasa, berpengalaman, prajurit profesional. Daud kecil, sangat belia, seorang gembala. Senjata merekapun semakin melengkapi keganjilan pertempuran itu. Goliat : pedang, tombak, perisai dan baju zirah perang yang menutup seluruh tubuh terkecuali dahi. Sedangkan Daud, ketepel. Perbedaannya memang sangat kontras.

Sejauh ini, menurut penulis, ulasan terbaik mengenai pertempuran keduanya, disajikan oleh Max Lucado dalam “Facing The Giants”. Hingga analisa Malcolm Gladwell mengenai keduanya dalam “David and Goliath”. Demikian provokatif, menarik perhatian penulis. Sementara Lucado membungkus kemenangan Daud dengan kata “mukjizat”, Gladwell lebih memilih melihat dari sisi kemanusiaan. Kemenangan Daud adalah sebuah “keharusan”, menurut Galdwell. Bagaimana tidak..Daud lincah, cepat sedangkan Goliat, lantaran dibebani  oleh ukuran tubuh, baju dan senjata menjadi lamban. Daud prajurit pelontar (jarak jauh), Goliat prajurit infantri (jalan kaki). Senjata Goliat primitif, sedangkan senjata Daud jauh lebih modern : prototipe sebuah senapan. Beberapa analisa para ilmuwan juga menyimpulkan bahwa Goliat menderita rabun.



Ternyata kriteria kita mengenai keunggulan dan kekurangan sering terlalu naif. Apa yang terlanjur kita remehkan sebagai kekurangan, terbukti merupakan keunggulan. Demikian juga sebaliknya. Apa yang kita banggakan sebagai kekuatan, ternyata menyimpan potensi kelemahan.

Contoh, seseorang yang hanya lulusan SMA, atau putus kuliah bisa jadi kita kategorikan sebagai : kurang berpendidikan. Namun Bob Sadino, Bill Gates, Mark Zuckerberg dan hampir seluruh tokoh enterpreneur berpendapat, mereka yang hanya lulusan SMA jauh lebih berpeluang untuk menjadi pengusaha sukses, lantaran orisinalitas pikiran mereka masih terjaga.

Tidak berlebihan jika kita simpulkan, bahwa yang terpenting adalah strategi dalam menggunakan seluruh ‘persenjataan’ yang diberikan oleh Sang Pencipta. Pelabelan terlalu dini tentang “keunggulan” hanya membuat kita lengah dan “kelemahan” yang membuat kita kalah sebelum berperang. (*)



sumber foto ilustrasi : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSlmf168-PkjNN2f_jth6NFloMJXKEWDUmjXv0uEVOPu76uq3bcPS0GoHwK3-L2k7KBsemJdFl1fRQdONF7SO45ts4sIq4HeOXEYqhRauts45dq0mJDRb96XqUoz4s9FOm9jLlVaLzKAu0/s1600/David+and+Goliath.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System