Selasa, 12 Juli 2016

Senjata Pamungkas Bernama Emosi

oleh : Made Teddy Artiana


Ishq hain woh ehsaas. Ishq hain woh jazbaat
Badal de ye duniya. Badal de ye halaat

Cinta merupakan perasaan yang luar biasa. Cinta adalah perasaan yang kuat
Cinta bisa mengubah dunia. Cinta bisa mengubah keadaan

Penggalan syair dari soundtrack drama serial Jodha Akbar, “In Aankhon Mein Tum” beserta terjemahannya.

Dalam cerita bernuansa sejarah tersebut, dikisahkan Kaisar Jalaludin Muhammad Akbar, penguasa tanah Hindustan yang semula demikian kejam, angkuh dan tanpa perikemanusian telah diubah menjadi  ‘manusia mulia’ oleh Jodha, seorang wanita lembut, baik hati dan tulus. Uniknya, setelah ‘memiliki hati’ sang Kaisar justru terlibat berbagai konflik emosional. Yang patut diacungi jempol adalah kepiawaian penulis yang demikian berhasil mengangkat, menyajikan kemudian melibatkan penonton dalam berbagai emosi.



Sejatinya memang demikian.  Manusia diciptakan begitu kaya akan berbagai emosi. Cinta, amarah, tenang, cemburu, iri hati, tersinggung, sayang, keterkalahan, merasa tersisih, dan sebagainya. Sayangnya, kita sering punya paradigma keliru tentang emosi.  Kita menganggap emosi mewakili keadaan yang negatif, seperti ‘tidak terkendali’ atau ‘sesuatu yang melemahkan’. Bahkan kemudian kita mempertentangkan emosi dengan saudara sepupunya, yaitu : intelektualitas. Sungguh sebuah perbandingan yang sangat keliru.

Padahal, emosi bukanlah musuh manusia. Justru lewat emosi kita dapat mengenali, menikmati  kemudian meresapi dengan utuh seluruh keindahan kehidupan. Sejatinya pula, emosi dikaruniai oleh Sang Pencipta demi sesuatu yang luhur adanya. Misalkan saja : rasa kuatir. Jika diteliti lebih jauh, rasa kuatir, bisa jadi merupakan sebuah peringatan dini tentang sebuah keadaan yang mungkin tidak menguntungkan.

Namun demikian, sebagaimana layaknya dengan kekuatan pikiran (intelektualitas), adalah benar bahwa emosi merupakan tuan yang buruk, namun budak yang baik. Rasa kuatir yang berlebihan tanpa disertai tindakan-tindakan yang positif tentu saja berujung pada sesuatu yang buruk.

Jadi hal yang sebaiknya dilakukan bukanlah melenyapkan emosi kita, namun lebih kepada mengenali, mengendalikan dan menggunakannya sebagai daya motivasi demi kehidupan yang mulia. (*)



sumber foto ilustrasi : http://sharingdisini.com/wp-content/uploads/2013/05/emosi-dapat-mempengaruhi-organ-dalam-.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System