Rabu, 13 Juli 2016

Ide

Oleh : Made Teddy Artiana


Idea like a virus, resilienet and highly contagious”, ujar Cobol (Leonardo Dicaprio) dalam film Inception. Malcolm Galdwell pun dalam bukunya Tipping Point terlebih dulu menulis demikian “Ideas and product and messages and behaviors spread like viruses do”. Jika demikian, sewajarnyalah kita berhati-hati dengan ide.

Kalau saja kita mengambil waktu sesaat untuk berhitung tentang seberapa banyak ide yang tersebar di sekitar kita, mungkin kita akan terkaget-kaget. Ide tentang sukses, kekayaan, motor, mobil, rumah, makanan, makanan, fashion, pacaran, pernikahan dan lain sebagainya.

Mungkin sederhana, tapi cobalah merenung lebih dalam lagi. Apa ide yang ditawarkan oleh sinetron, film dan iklan? Dalam lagu-lagu yang setiap menit, jam, hari kita dengar? Surat kabar, majalah, media sosial?

Rupanya, semua orang menawarkan, mengekspresikan bahkan menjual ide mereka tentang bagaimana manusia dan kehidupan itu. Sesungguhnyalah kita hidup di abad dimana manusia kebanjiran ide.  


Lambat laun, ide yang ‘diterima’ kemudian menjadi standar dalam masyarakat. Semacam social identity. Belum tentu benar. Kalaupun benar, mungkin sekarang tapi belum tentu benar selama-lamanya. Dan inilah yang kemudian membentuk peradaban manusia : ide.

Akhirnya disanalah kita dan anak-cucu menemukan ‘identitas palsu’ kita. Peperangan, kejahatan, materialistis, fanatisme sempit, bunuh diri, korupsi, terorisme, kawin cerai, berselingkuh, obat bius..semuanya hanyalah persoalan ide. Ironis memang. Namun demikianlah adanya.

Adalah amat sangat masuk akal jika kita seharusnya berbalik, lalu menengadah ke atas, dan bertanya pada Sang Pencipta mengenai ide-Nya tentang kita : manusia dan kehidupan. Untuk apa aku ada? Untuk apa hidup ini? Dan akan kemana setelah ini?


Sepertinya, ide TUHAN tentang kita teramat sangat dapat dipercaya, karena memang Dialah satu-satunya pencipta, pemilik dan penguasa manusia, kehidupan dan semesta. Sayangnya hanya sedikit orang yang kepikiran tentang hal sederhana itu. Lalu, mengapa tidak segera bertanya? Mumpung masih hidup.. (*)

sumber foto ilustrasi : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System