Selasa, 12 Juli 2016

"Kapan Kamu Nikah?"

oleh : Made Teddy Artiana

Bagi sebagian orang pertanyaan ini netral saja, tapi bagi sebagian yang lain -percayalah- pertanyaan ini lebih menyeramkan dari sidang pidana.


Bangsa yang paling merasa memiliki "toto kromo", ternyata harus belajar dari budaya Barat. Terutama dalam hal menghormati "privasi" dan "hak asazi" seorang anak. Masih banyak orang tua (orang yang lebih tua) yang seenaknya saja masuk ke kamar anak, tanpa mengetok pintu. Memaksakan pilihan studi ke anak mereka. Membuka surat, catatan, hal-hal pribadi anak tanpa perasaan bersalah. Membebani anak dengan berbagai syahwat matre keinginan orang tua setelah si anak berpenghasilan. Menyusahkan anak yang akan menikah dengan target berat kemewahan resepsi pernikahan. Sampai kepada 'mengintimidasi' anak dengan air mata dan wajah penuh penderitaan lewat pertanyaan "Kapan kamu nikah? MAMA INI MALU KAMU BELUM NIKAH!!"

Dalam budaya tertentu orang tua ditempatkan pada posisi setingkat dewa. Seolah tidak pernah salah. Padahal semakin tua, siapa pun akan semakin banyak berbuat salah. Sementara anak, seringkali tak lebih dari "objek penderita" yang harus selalu ikut kemauan orang tua. Jika tidak..kualat! Jika tidak..tidak akan sukses!! Jika tidak..masuk neraka!!!

Arogansi ala dongeng Malin Kundang yang hanya berujung pada depresinya (penderitaan) sang anak.

Sebagai wakil TUHAN di dunia ini sebaiknya orang tua tetap sadar bahwa orang tua hanyalah "wakil" dan bukan TUHAN.

Satu pertanyaan yang kiranya pantas direnungkan oleh siapa pun yang ingin jadi orang tua adalah : "Seandainya anak diberi kebebasan untuk memilih siapa yang menjadi orang tua mereka oleh TUHAN, akankah mereka memilih Anda sebagai orang tua mereka??"

* sungguh beruntunglah aku memiliki orang tua yang memberikan hati, hidup dan pikirannya seluruhnya bagi anak-anak mereka. Tanpa pamrih. *

sumber foto ilustrasi : http://moodringcolorchart.com/wp-content/uploads/2016/01/url-12.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System